
Source: Pixabay
Solo, atau Surakarta, bukan hanya dikenal sebagai kota budaya dan sejarah, tetapi juga merupakan surga tak tersembunyi bagi para pecinta kuliner. Kota ini menyajikan beragam hidangan khas yang menggugah selera, mulai dari cita rasa gurih, manis, hingga unik khas solo yang mungkin sulit ditemukan di kota lain. Kabar baiknya, Solo juga dikenal sebagai kota dengan biaya hidup yang relatif murah, sehingga Anda bisa menjelajahi kuliner legendaris khas solo ini tanpa khawatir menguras dompet liburan Anda.Berikut adalah eksplorasi mendalam mengenai makanan khas Solo yang populer, melegenda, dan wajib Anda cicipi.
1. Selat Solo: Paduan Rasa Eropa dan Nusantara yang Mewah
Salah satu hidangan ikonik Solo yang memiliki kisah panjang sejak masa penjajahan Belanda adalah Selat Solo. Nama “Selat” sendiri diyakini berasal dari kata Belanda, Slachtije, yang berarti daging sembelihan yang dipotong kecil-kecil.
Selat Solo disukai karena memadukan cita rasa khas Eropa dan Nusantara. Meskipun dipengaruhi oleh masakan Eropa seperti bestik (bistik), Selat Solo disajikan dengan sentuhan lokal yang unik. Seporsi hidangan ini umumnya terdiri dari potongan daging sapi (atau lidah sapi yang dimasak lembut), buncis, telur rebus, kentang, dan acar timun. Kuahnya adalah guyuran kuah kecap gurih manis yang kental, seringkali ditambah dengan mayones atau mustard dari cuka dan kuning telur. Hidangan ini bisa dinikmati dengan harga terjangkau, sekitar Rp 15.000 per porsi. Salah satu tempat populer untuk mencobanya adalah Selat Solo Mbak Lies
2. Nasi Liwet: Ikon Solo yang Gurih Menggoda
Nasi Liwet Solo memiliki ciri khas tersendiri yang tidak ditemukan dibanyak daerah di Indonesia. Keunikan Nasi Liwet Solo terletak pada penyajiannya dengan areh (santan kental), telur pindang, sayur labu siam (jipang), dan suwiran ayam. Makanan ini sering menjadi menu sarapan favorit masyarakat Solo. Nasi liwet ini lengkap setelah dibungkus daun pisang untuk mempertahankan cita rasanya. Tempat yang paling terkenal untuk mencicipi kehangatan dan kelezatannya adalah Nasi Liwet Wongso Lemu, yang telah berdiri sejak tahun 1950. Harganya pun ramah di kantong, dimulai dari sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per porsi.
3. Timlo: Sup Bening Kaya Rempah Khas Solo yang Menyegarkan
Timlo adalah menu sejenis sup yang disajikan dengan kuah yang bening namun kaya akan rempah. Cita rasanya begitu gurih dan cocok disantap kapan saja.
Isiannya bervariasi, meliputi suwiran ayam, potongan sosis Solo, hati ampela, dan telur pindang. Timlo dapat dinikmati langsung atau dicampur dengan nasi, dan akan semakin nikmat jika ditambahkan sambal serta perasan jeruk nipis. Tempat yang paling populer dan legendaris adalah Timlo Sastro di Pasar Gede (sering juga disebut Timlo Mbalong).
4. Sate Kere: Kesederhanaan Rasa yang Melegenda
Sesuai namanya, kere dalam bahasa Jawa berarti miskin. Sate Kere lahir dari keterbatasan biaya di masa lalu (seperti saat penjajahan Belanda), di mana masyarakat tidak mampu membeli daging dan akhirnya menggunakan ampas tahu (tempe gembus) atau jeroan sapi sebagai pengganti sate.
Saat ini, Sate Kere terbuat dari tempe gembus dan jeroan sapi seperti paru, usus, dan hati. Bahan-bahan ini diolah dengan bumbu bacem sebelum dibakar dan disiram dengan bumbu kacang kental dan pedas. Sate Kere telah menjadi kuliner wajib bagi wisatawan dari berbagai kalangan karena rasanya yang unik dan lezat. Sate ini bisa dinikmati bersama lontong, dengan harga yang sangat terjangkau, sekitar Rp 3.000 per tusuk. Salah satu penjual terkenal adalah Warung Sate Kere Yu Rebi.
5. Sate Buntel: Daging Kambing Cincang Berbalut Lemak
Berbeda dari sate pada umumnya, Sate Buntel adalah hidangan melegenda yang menggunakan daging kambing (atau sapi) yang sudah dicincang halus. Daging cincang tersebut kemudian dibungkus dengan lapisan lemak tipis (dibuntel) sebelum dibakar di atas bara api.
Hasilnya adalah sate yang juicy, gurih, dan beraroma khas. Sate buntel biasanya disajikan dengan bumbu kecap, irisan bawang merah, kol, jeruk nipis, dan cabai rawit untuk menyempurnakan cita rasanya. Warung populer untuk menikmati sate buntel adalah Sate Buntel Mbok Galak dan Sate Kambing Hj. Bejo, yang bahkan menjadi langganan Presiden Joko Widodo.
6. Serabi Notosuman: Kudapan Manis Khas Solo Sejak 1923
Bagi penggemar kuliner manis, Serabi Notosuman adalah ikon kuliner yang tak boleh dilewatkan. Kue ini telah memiliki banyak penggemar sejak tahun 1923.
Serabi dibuat dari adonan tepung beras dan santan, lalu dimasak secara tradisional menggunakan tungku arang. Keunikannya terletak pada tekstur bagian tengahnya yang lembut dan pinggirannya yang sedikit renyah (crunchy). Serabi ini tersedia dalam varian rasa original (polos) dan cokelat. Anda bisa menemukan Serabi Notosuman di area Jalan Mohammad Yamin (dulunya Jalan Notosuman).
7. Tengkleng: Olahan Tulang Kambing Kaya Rasa
Tengkleng juga termasuk makanan yang muncul pada era penjajahan, khususnya ketika kolonial Jepang, di mana masyarakat Solo harus kreatif memanfaatkan jeroan dan tulang kambing untuk membuat olahan yang mengenyangkan karena kekurangan bahan makanan.
Hidangan tradisional Solo ini terbuat dari tulang kambing dan jeroan yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah, menghasilkan kuah yang gurih dan sedikit pedas. Keunikan Tengkleng adalah daging yang masih menempel erat pada tulang. Salah satu tempat terkenal adalah Tengkleng Pasar Klewer.
8. Kuliner Klasik Khas Solo yang Unik dan Langka
Solo menyimpan beberapa hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki presentasi atau bahan yang unik:
• Cabuk Rambak: Ini adalah jajanan tradisional legendaris. Hidangan ini berupa irisan ketupat (ketupat nasi) yang disiram dengan saus wijen (cabuk) yang kaya akan campuran wijen, kemiri, dan kelapa parut sangrai. Kemudian, disajikan bersama kerupuk karak (rambak) yang terbuat dari nasi kering. Makanan ini unik karena sausnya berbasis wijen dan kelapa, berbeda dari pecel atau gado-gado.
• Lenjongan: Termasuk jajanan pasar manis khas Solo, sebagian besar terbuat dari umbi-umbian. Lenjongan menyuguhkan kombinasi cita rasa legit dan manis. Isinya terdiri dari berbagai panganan tradisional seperti getuk, ketan hitam, tiwul, cenil, dan lainnya. Penyajiannya unik, biasanya menggunakan daun pisang yang dipincuk, dilengkapi taburan kelapa parut dan gula merah cair yang manis.
• Brambang Asem: Makanan yang mirip pecel ini menggunakan bahan utama daun ubi jalar yang direbus. Kemudian disiram dengan saus/bumbu yang terbuat dari bawang merah bakar (brambang), asam jawa (asem), terasi, cabai, dan gula jawa. Makanan ini memiliki ciri khas pedas, manis, dan asam, dan dapat disajikan dengan tempe gembus hangat.
• Sup Matahari: Dinamai demikian karena penyajiannya yang menyerupai bunga matahari—cerah, kuning, dan mempesona. Sup unik ini tidak mudah ditemukan. Masyarakat sekitar menganggap sup ini sebagai simbol harapan cinta, sehingga banyak disajikan di acara pernikahan.
• Tahok: Menu khas Solo yang mirip bubur atau puding, dibuat dari kacang kedelai yang dihaluskan. Tahok disajikan dengan kuah rebusan jahe, serai, pandan, garam, dan daun jeruk. Kuah rempah-rempah ini memberikan sensasi hangat di perut saat dinikmati. Tahok Pak Citro di Pasar Gede menjadi tempat favorit untuk sarapan yang menghangatkan.
9. Hidangan Segar Penutup Santapan Khas Solo
Setelah menikmati hidangan utama, Solo juga menawarkan minuman dan camilan ringan yang menyegarkan:
• Tahu Kupat (Kupat Tahu): Menu klasik penuh isi yang terdiri dari ketupat, tahu goreng, mi kuning, kol, taoge, dan kadang bakwan. Semua bahan ini disiram dengan kuah manis khas Jawa yang terbuat dari kecap dan bawang putih, serta ditaburi bawang goreng dan kerupuk. Satu porsi tahu kupat dijual sekitar Rp 8.000.
• Es Dawet Telasih: Minuman segar yang terdiri dari dawet (cendol), biji selasih, tape ketan, dan potongan nangka. Minuman ini disiram dengan santan dan sirup gula merah. Es Dawet Telasih Bu Dermi yang legendaris dapat ditemukan di dalam Pasar Gede Solo.
• Es Gempol Pleret: Minuman menyegarkan lainnya. Gempol terbuat dari tepung beras yang dibentuk bulat pipih, sedangkan pleret terbuat dari adonan tepung beras dan gula Jawa. Keduanya dicampur dengan santan cair, es batu, dan saus gula Jawa.
Kuliner legendaris khas Solo bukan hanya tentang rasa, tetapi juga kisah perpaduan budaya serta tradisi yang menyertainya. Dari jajanan pasar seperti Lenjongan dan Serabi Notosuman, hingga makanan berat seperti Selat Solo dan Nasi Liwet, semuanya memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Solo dan sekitarnya.
Baca juga artikel menarik lain nya Disini