Kapan Perlu Konsumsi Minuman Elektrolit dan Isotonik dan Batasannya?

Sumber: Kompas
Penting untuk memahami Panduan Konsumsi dan Risiko terkait Minuman Elektrolit dan Isotonik Saat Olahraga (Consumption Guidelines and Risks related to Electrolyte and Isotonic Drinks During Exercise) untuk memastikan penggunaan yang tepat dan aman. Minuman ini diformulasikan untuk menggantikan elektrolit dan cairan yang hilang dengan cepat, menyeimbangkan kembali sistem tubuh, dan membantu pemulihan setelah berolahraga.
Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai panduan konsumsi dan risiko berdasarkan sumber-sumber yang tersedia:
Panduan Konsumsi (Consumption Guidelines)
Keputusan untuk mengonsumsi minuman elektrolit atau isotonik harus disesuaikan dengan kondisi spesifik latihan yang dilakukan, termasuk durasi, intensitas, dan banyaknya keringat yang dikeluarkan.
Kapan Minuman Elektrolit/Isotonik Dianjurkan:
- Durasi dan Intensitas Tinggi
Minuman elektrolit dapat dipertimbangkan setelah atau selama berolahraga jika aktivitas dilakukan lebih dari satu jam atau dengan intensitas tinggi. Minuman isotonik lebih dianjurkan saat melakukan aktivitas fisik berat atau olahraga dengan intensitas yang cukup berat dan durasi lebih lama, seringkali dalam rentang 1–4 jam (untuk menambah energi dan stamina).
2. Kondisi Lingkungan
Disarankan untuk mengonsumsi minuman elektrolit jika cuaca atau tempat olahraga sangat panas, yang menyebabkan banyak berkeringat (“banjir keringat”).
3. Kebutuhan Khusus
Pertimbangkan minuman elektrolit jika Anda secara alami berkeringat dalam jumlah banyak. Minuman isotonik populer di kalangan atlet atau olahragawan yang sering melakukan aktivitas fisik berat.
Kapan Air Putih Saja Sudah Cukup:
- Jika Anda berolahraga selama 1 jam atau kurang dengan intensitas sedang dalam kondisi cuaca normal, biasanya Anda hanya membutuhkan air putih untuk rehidrasi.
- Air putih adalah cara paling aman untuk memenuhi asupan cairan pada tubuh dan mencegah dehidrasi saat berolahraga. Air putih biasa umumnya mengandung elektrolit yang cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Risiko dan Pembatasan Konsumsi (Risks and Consumption Restrictions)
Meskipun meminum elektrolit dalam jumlah besar umumnya tidak membahayakan orang sehat karena kelebihannya larut dalam air dan akan dikeluarkan melalui urine, ada beberapa risiko dan batasan yang harus diperhatikan:
- Risiko Kelebihan Gula dan Kalori
- Beberapa minuman olahraga memiliki kandungan gula yang tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, gula ini dapat menambah kalori dan meningkatkan risiko obesitas, terutama bagi anak-anak dan orang yang tidak mengeluarkan kalori melalui olahraga.
- Konsumsi gula berlebih juga dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes.
- Penting untuk memilih minuman isotonik yang rendah kalori atau gula untuk mencegah kelebihan gula darah atau penambahan berat badan. Minuman suplemen energi dapat menambah kalori berlebih jika tubuh tidak berolahraga cukup keras untuk menguras nutrisi dan cairan.
- Risiko Kesehatan Tertentu
- Orang yang memiliki tekanan darah sangat tinggi atau masalah ginjal sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli diet untuk memastikan mereka tidak mengonsumsi terlalu banyak natrium.
- Secara umum, mengonsumsi terlalu banyak elektrolit bukanlah hal yang baik
- Minuman yang Harus Dihindari
- Minuman berenergi (yang berbeda dengan sports drink atau minuman isotonik) diformulasikan untuk mengantarkan kafein dan stimulan lain, seperti ginseng, yang memberikan lonjakan energi cepat. Minuman berenergi ini tidak dirancang untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat berolahraga dan sering mengandung kafein tinggi.
- Saat beraktivitas di tempat panas, hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein, seperti minuman bersoda, kopi, dan teh, karena minuman tersebut justru dapat menyebabkan tubuh lebih banyak kehilangan cairan
- Batasan untuk Anak-anak dan Remaja
- Minuman isotonik tidak direkomendasikan untuk anak-anak dan remaja karena belum ada riset yang menyatakan bahwa minuman ini aman dan bermanfaat bagi mereka.
- Jika diberikan, jumlah minuman isotonik pada anak-anak atau remaja sebaiknya dibatasi agar tidak terlalu banyak
Analogi untuk Memahami Panduan Konsumsi Minuman Elektrolit dan Isotonik
Menggunakan minuman elektrolit atau isotonik saat berolahraga dapat diibaratkan seperti menggunakan bahan bakar jet pada mobil. Jika Anda hanya bepergian jarak dekat atau menggunakan mobil untuk perjalanan harian biasa (olahraga ringan/singkat), bahan bakar biasa (air putih) sudah lebih dari cukup dan efisien. Namun, jika Anda akan melakukan perjalanan lintas benua dengan kecepatan tinggi (olahraga intens/lama), Anda memerlukan bahan bakar yang lebih kuat dan spesifik (minuman elektrolit/isotonik) untuk menjaga performa dan mencegah kegagalan sistem. Menggunakan bahan bakar jet untuk perjalanan singkat hanya akan membuang-buang uang dan mungkin merusak mesin karena kelebihan energi (risiko kelebihan kalori/gula).
Baca Juga: Gym untuk Work Life Balance
Sumber